Saturday, September 15, 2007

Embrio 2007 M. Saifun salakim

Judul : Meminta Sebuah Pertolongan
Oleh : M. Saifun salakim

Siang yang gerah. Celana berjalan mengangkang. Seperti telah terjadi sesuatu pada alat kelaminnya. Dia terus saja berjalan. Semua sunyi. Hari-hari biasanya jalanan sangat ramai. Kali ini jalanan tak ada tanda-tanda kehidupan. Dia bingung. Padahal dia ingin minta tolong pada siapapun yang dijumpainya hari ini agar dapat membantunya menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Semua bisu. Sunyi-senyap.
Ketika celana ingin memanjat perut manusia. Barulah dia menemukan denyut-denyut kehidupan.
Pusat cekung menegurnya.
”Kamu diperkosa ya?”
”Gak. Aku dianiaya. Kelaminku dibaluri orang dengan bakteri.”
”Mengapa sampai begitu?”
”Karena aku menolak keinginannya. Dia memintaku jadi bandar togel. Dia memintaku jadi bandar narkoba. Dia memintaku mengumpulkan virus-virus mematikan mahluk hidup yang ada di dunia ini. Dia memintaku mengubah bintang menjadi rembulan. Dia memintaku mengubah langit menjadi awan. Dia memintaku mengubah lautan menjadi daratan. Dia memintaku agar menciptakan nyawa. Biar dia bisa hidup abadi.”
”Sungguh kejam perbuatan orang itu. Kalau bertemu akan kubunuh dia.” Pusat cekung ikut bersimpati.
”Sudahlah tak perlu kita mendendam padanya.”
”Tak bisa begitu teman.”
”Daripada mengurusi dia. Lebih baik kamu membantu mengobati penyakitku.”
”Bagaimana caranya menyembuhkan penyakitmu?”
”Gampang. Kamukan punya lesung. Tolong lesungmu itu kamu tutupkan pada kelaminku. Kemudian lesung itu kamu hancurkan dengan timah panas berkekuatan tujuh kandela.”
”Lesungku? Tidak bisa.”
”Tolonglah teman.”
”Kamu nih bodoh atau tolol sih. Kalau aku berikan lesungku sama saja aku bunuh diri. Maaf teman, aku tidak bisa membantumu kali ini. Selamat tinggal teman.” Pusat cekung lalu masuk ke dalam perut seorang manusia.
”Teman..... Sungguh teganya dirimu padaku.”
Celana menangis.
Mengapa kehidupan yang dialaminya begitu sengsaranya?

Pontianak, 15092007
~&&&~

0 comments: