by:Pradono
Wahai Anak Negeri
Tegarlah terus berkreasi
Bangunkan bangsamu lewat seni
Walau ia selalu tak peduli
Walau ia sibuk menguras uang negeri
Jangan jadikan dirimu kelinci percobaan
Jangan harga dirimu kaugadaikan
Masih banyak jalan untuk menjadi manusia
Wahai Anak Negeri
Tekadkan jiwa kembali ke hati
Demi eratkan jabat tangan
Demi satukan persaudaraan
Tiada kata tanpa makna bila hati yang bicara
Satukan langkah rapatkan barisan
Padamkan dendam ulaskan senyuman
Sebab Tuhan Maha Penyayang
Kenapa nyawa harus melayang
Sebab Tuhan Maha Penyabar
Kenapa kita jadi gusar
Allahu Akbar
Selamatkan jiwa yang hanya selembar
Siramlah amarah yang berkobar
Padamkan dendam dengan cahaya sabar
(Rekatkan Indonesia, Damaikan Bumi Kalbar)
Wahai Negeri
Jangan cerai beraikan anakmu
Dengan saling benci dan caci maki
Wahai Pertiwi
Jangan asahkan pedang dan belati
Merampas hidup sesama kami
Hingga jiwa tak berharga lagi
Wahai Indonesia
Masih bisakah kita saling bicara
Masih sanggupkah kita jadi manusia
Lantaran negeri ini milik kita
Kenapa harus dihancurkan
Ke mana lagi kaki berdiri
Bila pijakan menjadi bara api
Wahai manusia yang bernama manusia
Haruskah airmata tercurahkan
Untuk sesuatu yang tak terpahamkan
Sudah berhentikah manusia sebagai manusia
Apakah arti kehidupan bila hati tak lagi manusia
Wahai Khatulistiwa
Jalin kembali zamrud
yang tercerabut dari leher Enggangmu
(Suarakanlah Merdu Etikamu)
tanah gambut, 27 maret 2001
*) Puisi ini dibacakan pertama kali sebagai "Orasi Kampanye Anti Kekerasan lewat Seni oleh SERAK (Seni Rakyat Anak Kapuas) Pontianak, di Auditorium Universitas Tanjungpura Pontianak, Sabtu, 31 Maret 2001.
Tuesday, July 17, 2007
BILA HATI YANG BICARA
Posted by SANGGAR KIPRAH at 9:31 AM
Labels: PUISI, PUISI PRADONO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment